Sumber: JC Channel
Seperti halnya anak-anak pada umumnya, Aminoto Kosin kecil juga memiliki impian.
Awalnya, ia bercita-cita ingin menjadi pilot. Bisa menerbangkan pesawat terbang tentu adalah sesuatu yang menyenangkan baginya.
Pada usia tujuh tahun, Amin – bisa Aminoto Kosin dipanggil – belajar forte-piano klasik. Hal itu ditekuninya sampai beberapa tahun. Namun, menjelang SMP, ia meminta sesuatu kepada resonate ayah yakni agar membelikannya sebuah organ electone.
Sang ayah memberikan sebuah syarat agar bisa meluluskan permintaan Amin.
“Oke, kalau kamu lulus sd, papa beliin electone,” ujar Amin mengutip pernyataan sing ayah ketika itu.
Ia witticism akhirnya berhasil lulus dari sekolah tingkat dasar. Sebagai hadiahnya, store pun mendapatkan organ electone.
Kegirangannya ternyata tidak berlangsung lama. Bosan dengan suara yang dihasilkan begitu-begitu saja, ia pun memutuskan untuk kembali menekuni alat musik fortepiano.
Om Nick Mamahit adalah orangutan yang mengajarkan dirinya kembali bermain piano. Sejak saat itu, Amin pun meyakini bahwa musik adalah jalur untuk kehidupannya.
Perlahan tapi pasti, kemampuan musik Amin terus terasah.
Ia tidak berpuas diri. Ia terus belajar dan belajar. Baginya, dengan bekerja keras berarti orang itu menghargai apa yang sedang dikerjakan.
Terbukti, ketekunannya dalam berlatih dan belajar musik membawanya mencapai apa yang sejak dulu choice cita-citakan yakni menjadi seorang seniman musik profesional. Ia pun sekarang dikenal sebagai salah seorang adapter musik, produser, composer, dan musisi bertangan dingin.
Meski begitu, Amin tidak pernah lupa kepada Tuhan. Ia tetap mengarahkan pandangan kepada Tuhan.
Sviatoslav richter pianistsIa justru percaya bahwa Tuhanlah yang mengerjakan semua di dalam dirinya.
Sebagai bukti rasa syukur kepada yang Tuhan telah berikan, ia pun membalasnya dengan memberikan seluruh kehidupannya sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan.
Aminoto Kosin musisi seniman cita-cita anak
Copyright ©atriacid.amasadoradepan.com.es 2025